Tumbuh dan Berkembang Jadi Bintang Masa Depan
Home » , , , , , , » Meninggal Karena Tolak Kemoterapi Demi Selamatkan Bayi di Rahim

Meninggal Karena Tolak Kemoterapi Demi Selamatkan Bayi di Rahim

Written By Arjawapost on Rabu, 19 Oktober 2011 | 23.57

Kamis, 20/10/2011 14:59

Oklahoma City, Selama bertahun-tahun Stacie Crimm mengira dirinya tidak subur karena sulit punya anak. Hingga akhirnya ia bisa hamil saat berusia 41 tahun. Namun selama hamil ia terkena kanker kepala dan leher stadium lanjut. Demi menyelamatkan nyawa sang bayi yang sangat diinginkannya Stacie menolak kemoterapi.

Stacie tak ingin efek negatif kemoterapi berimbas ke bayi yang dikandungnya. Tapi akibat menolak kemoterapi, tubuhnya menjadi sangat lemah selama masa kehamilan.

Stacie merasakan ada kondisi yang serius di tubuhnya setelah beberapa minggu kehamilannya. Ia mulai merasakan kekhawatiran serius karena sering mengalami sakit kepala parah, penglihatan ganda dan juga tremor yang melanda setiap inci tubuhnya.

Akhirnya pada bulan Juli ia memeriksakan diri ke dokter dan hasil CT scan menunjukkan ia menderita kanker kepala dan leher stadium lanjut. Saat itu ia harus memutuskan untuk memilih antara hidupnya atau bayi yang dikandungnya. Saat itu ia menolak melakukan perawatan kemoterapi agar bayinya tetap hidup.

"Ia mulai menceritakan kekhawatirannya pada saya, ia bilang khawatir tentang bayi ini, tapi berharap bisa hidup cukup lama untuk memiliki bayi ini. Jika terjadi sesuatu padanya maka rawatlah anak ini," ujar Ray
Phillips, kakak Stacie seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (20/10/2011).

Sebulan setelah didiagnosa kanker, pada 16 Agustus 2011, Stacie ambruk dan langsung dibawa ke OU Medical Center di Oklahoma City. Dokter mengatakan tumor telah membungkus sekitar batang otaknya. Dua hari kemudian detak jantung bayi yang dikandungnya mulai menurun dan jantung Stacie berhenti berdetak.

Dokter dan para perawat memutuskan untuk melakukan operasi caesar agar bisa menyelamatkan nyawa sang bayi. Stacie mampu bertahan 5 bulan sejak dinyatakan kanker sebelum akhirnya dipaksa untuk melahirkan bayinya secara prematur melalui caesar. Bayi itu diberi nama Dottie Mae yang memiliki berat 0,93 Kg.

Bayi Dottie Mae akhirnya selamat dilahirkan dengan berat badan lebih rendah dibandingkan rata-rata berat bayi lainnya sehingga harus ditempatkan ke ruang khusus perawatan intensif neonatal. Sedangkan Stacie yang kondisinya makin melemah harus dibawa ke ruang perawatan intensif lainnya.

"Suster mengatakan bahwa Stacie sedang sekarat, napasnya terengah-engah dan tubuhnya sedang melawan kematian," ungkap Ray.

Stacie harus berjuang agar bisa tetap hidup dengan bantuan ventilator dan obat penenang selama beberapa hari. Saat itu masih ada harapan baginya untuk hidup. Namun kanker yang diderita telah membuat salah satu matanya makin sulit melihat dan menghancurkan otot.

Kanker itu juga telah melumpuhkan tenggorokannya sehingga jika ia berbicara, kata-katanya tidak bisa dimengerti. Tumornya juga telah menyebar ke otak yang membuat ia sering tidak sadar dan bahkan tidak mampu menandatangani akte kelahiran Dottie Mae.

Saat itu Stacie sangat lemah untuk bisa menemui bayinya di ruang perawatan khusus. Dan sang bayi pun terlalu lemah untuk dibawa ke ruang perawatan ibunya karena masih menggunakan alat-alat perawatan neonatal. Kedua kondisi ini tidak memungkinkan bagi keduanya untuk bertemu.

"Saya merasa tidak berdaya, saya ingin sekali membantunya dan melakukan apapun agar ia bisa bertemu dengan bayinya. Tapi mereka mengatakan tidak mungkin baginya untuk melihat sang buah hatinya," ujar Ray.

Pada 8 September 2011, jantung Stacie berhenti bernapas tapi ia berhasil hidup kembali. Staf rumah sakit mengatakan pada keluarga bahwa ia sudah sangat dekat dengan kematian. Tapi Stacie belum sekalipun menatap mata biru bayi kecilnya dan mencium bayi yang berhasil diselamatkannya.

Hingga akhirnya perawat Agi Beo meminta tim medical centre's neonatal transport untuk menggunakan perawatan bayi yang bisa dipindahkan agar bisa mendekatkan bayi Dottie ke ibunya. Kereta perawatan bayi Dottie kemudian dibawa ke ruangan ibunya dengan begitu jika dikeluarkan sebentar bayi Dottie bisa langsung dikembalikan ke kotak bayinya.

Ketika bayi Dottie didekatkan, mata Stacie terbuka dan ia mulai melihat sekitarnya untuk menemukan sang buah hati. Para perawat dengan segera meletakkan bayi Dottie di dada kanan ibunya. Keduanya saling menatap satu sama lain selama beberapa menit.

"Tidak ada yang mengatakan apa-apa pada saat itu. Saya bilang pada adikku bahwa ia telah melakukan suatu hal yang indah dan ini adalah momen yang sempurna," ungkap Ray.

Setelah melihat dan menggendong bayinya, 3 hari kemudian Stacie meninggal dunia karena kondisinya memburuk. Saat ini bayi Dottie tinggal dengan Ray bersama istrinya Jennifer dan keempat anaknya di Oklahoma City.


sumber : detik
Share this article :

Yayasan

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Post!!

Ini Lho...!!! Manfaat Anak Belajar di Alam Terbuka

Pada dasarnya, otak manusia berkembang pesat saat masih usia kanak-kanak. Oleh karena itu, mengenalkan banyak hal penting dilakukan untuk me...

The Other News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dunia Bintang School - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen