Tumbuh dan Berkembang Jadi Bintang Masa Depan
Home » , , , , , , , , , , , , » Anak Mendengkur? Waspada OSAS

Anak Mendengkur? Waspada OSAS

Written By Arjawapost on Sabtu, 10 September 2011 | 06.37

Sabtu, 10 September 2011 | 21:39

JAKARTA - Mendengkur, pada orang dewasa sering mengganggu pasangan tidurnya sehingga mudah dideteksi. Sedangkan, pada anak-anak dengkuran sering dianggap sesuatu yang terjadi karena si anak kelelahan.

Dengkuran pada anak-anak seyogyanya diwaspadai. Sebab, dengkuran bisa jadi merupakan indikasi terjadinya sumbatan pernapasan saat tidur. Jika tidak ditangani dengan baik, dengkuran dapat menyebabkan komplikasi di kemudian hari seperti hiperaktif, mengantuk di sekolah, gangguan performance (nilai) di sekolah, bahkan hingga gangguan pembuluh darah.

Demikian pidato Prof Dr dr Bambang Supriyanto SpA(K) dalam pengukuhannya sebagai guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Aula FKUI, Salemba, Jakarta, Sabtu (10/9/2011). Pidatonya berjudul
"Obstructive Sleep Apnea Syndrome pada Anak: Ikhtisar Perkembangan Mutakhir".

Ia menyampaikan, mendengkur terjadi karena obstruksi atau sumbatan pada saluran pernapasan atas. Tingkatan sumbatan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu hidung, nasofarings, dan hipofarings. Dengkuran pada anak-anak, ujar Bambang, bisa merupakan indikasi Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS).

"OSAS merupakan penyakit gangguan tidur yang berat karena obstruksi (sumbatan) jalan napas atas dengan gejala utama mendengkur (snoring)," kata Bambang.

Pria yang akrab disapa dokter Bambang itu menjelaskan, faktor risiko terjadinya OSAS pada anak antara lain dipicu oleh hipertrofi adenoid dan tonsil, disproporsi kraniofasial, obesitas, umur, jenis kelamin, dan atopi (alergi).

Hipertrofi adenoid dan tonsil merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan OSAS pada anak. Namun begitu, sebagian besar anak yang pengidap OSAS membaik setelah dilakukan adenotonsilektomi. Sedangkan pada orang dewasa, obesitas merupakan penyebab utamanya.

Manifestasi klinis OSAS terbanyak adalah mendengkur dan kesulitan bernapas pada saat tidur yang dapat terjadi secara terus menerus (setiap tidur) ataupun hanya pada posisi tertentu.

OSAS dapat didiagnosa dengan polisomnografi (PSG) yaitu alat yang dapat merekam aktivitas anak pada saat tidur. "Dari hasil rekaman dapat dihitung frekuensi henti napasnya per jam yang dapat menentukan derajat OSAS. Nilai AHI 3-5 disebut OSAS ringan, AHI 5-10 disebut sedang, dan nilai AHI di atas 10 disebut OSAS berat," tuturnya.

Komplikasi OSAS antara lain gagal tumbuh; kelainan kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, aterosklerosis dan hipertensi paru; penurunan kinerja; dan enuresis. Rasa mengantuk yang berlebihan pada siang hari dilaporkan terjadi pada 31 sampai 84 persen anak dengan OSAS.

"Keluhan lain yang dapat menyertai OSAS adalah keterlambatan perkembangan, penampilan di sekolah yang kurang baik, hiperaktifitas, sikap yang agresif sampai kepada menarik diri dari lingkungan sosial," ungkap Bambang.

Untuk anak, OSAS dapat disembuhkan dengan bedah dan media (non bedah). OSAS juga dapat disembuhkan dengan obat dan diet pada anak dengan obesitas.


sumber : kompas
Share this article :

Yayasan

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Post!!

Ini Lho...!!! Manfaat Anak Belajar di Alam Terbuka

Pada dasarnya, otak manusia berkembang pesat saat masih usia kanak-kanak. Oleh karena itu, mengenalkan banyak hal penting dilakukan untuk me...

The Other News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dunia Bintang School - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen