Tumbuh dan Berkembang Jadi Bintang Masa Depan
Home » , , , , , , , , , , , , » Terlalu Khawatir Pada Bayi Bisa Memicu Gangguan Obsesif

Terlalu Khawatir Pada Bayi Bisa Memicu Gangguan Obsesif

Written By Arjawapost on Kamis, 08 September 2011 | 22.38

Jumat, 09/09/2011 13:39

Jakarta, Setiap ibu yang baru melahirkan pasti merasa cemas karena takut tidak bisa merawat bayinya dengan baik. Tapi sebaiknya jangan berlebihan, karena terlalu cemas dan khawatir bisa memicu terjadinya gangguan obsesif.

Kekhawatiran yang berlebihan bisa berkembang menjadi obsesi yang salah. Para ahli menyebut kondisi ini dengan postpartum obsessive compulsive disorder (postpartum OCD). Hal ini bisa mendorong perempuan mengambil langkah ekstrem untuk mencegah ketakutannya menjadi nyata.

Salah satu contohnya adalah tidak berhenti mencuci baju bayi karena ingin mencegah kuman agar si bayi tidak sakit, atau menolak menggendong bayinya karena takut membuatnya terjatuh.

"Sangat normal bagi orangtua untuk mencoba melindungi dan menjaga anak-anaknya agar tetap aman. Tapi apa yang terjadi pada ibu dengan OCD adalah
kewaspadaan dan kekhawatiran yang terlalu tinggi," ujar Kiara Timpano dari University of Miami di Florida, seperti dikutip dari HealthDay, Jumat (9/9/2011).

Timpano menuturkan kondisi ini juga membuat ibu tertekan oleh pikirannya sendiri dan mencoba mengendalikannya melalui perilaku ritualistik atau berulang. Gejala yang timbul bisa mengganggu kehidupannya dan berbahaya bagi ibu dan anaknya.

Hingga saat ini tidak diketahui apa pemicunya, tapi perempuan yang pernah mengalami gangguan kecemasan atau OCD sebelum melahirkan lebih rentan mengalami postpartum OCD. Hal ini karena memiliki bayi adalah transisi kehidupan yang sangat besar dan disertai dengan perubahan fisiologis dan hormon yang bisa berkontribusi.

Meski begitu beberapa orang ada yang keliru antara postpartum OCD dengan psikosis postpartum (bentuk parah dari depresi yang mana ibu mengalami delusi). Perbedaan yang paling jelas terlihat adalah pada ibu dengan psikosis postpartum ada risiko ia menyakiti bayinya sedangkan ibu dengan postpartum OCD berisiko kecil menyakiti bayinya.

OCD umumnya sulit diobati, tapi terapi perilaku kognitif bisa membantu mengajarkan cara-cara mengatasi dan mengubah pikiran yang mengkhawatirkan. Sednagkan bagi ibu yang mengalami depresi dan postpartum OCD maka penggunaan antidepresan bisa mengurani gejala.

sumber : detik
Share this article :

Yayasan

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Post!!

Ini Lho...!!! Manfaat Anak Belajar di Alam Terbuka

Pada dasarnya, otak manusia berkembang pesat saat masih usia kanak-kanak. Oleh karena itu, mengenalkan banyak hal penting dilakukan untuk me...

The Other News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dunia Bintang School - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen